Sabtu, 23 Juli 2011

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK DENGAN KELAINAN JANTUNG BAWAAN ASD, VSD, KOARTASIO AORTA DAN BRONCHOPNEMONI

ASUHAN KEPERAWATAN PADA ANAK
DENGAN KELAINAN JANTUNG BAWAAN
ASD, VSD, KOARTASIO AORTA DAN BRONCHOPNEMONI


I. PENGERTIAN
1. ASD ( Atrial Septum Defek) adalah kelainan jantung bawaan akibat adanya lubang pada septum interatrial. Berdasarkan letak lubang, ASD dibagi dalam tiga tipe :
a. ASD Sekundum, bila lubang terletak di daerah fossa ovallis.
b. ASD Primum, bila lubang terletak didaerah ostium primum (termasuk salah satu bentuk defek septum atrioventrikulare).
c. Defek sinus venosus, bila lubang terletak didaerah venosus (dekat muara vena kava superior dan inferior).


2. VSD (Ventrikulare Septum Defek) adalah suatu keadaan dimana ventrikel tidak terbentuk secara sempurna sehingga pembukaan antara ventrikel kiri dan kanan terganggu, akibat darah dari bilik kiri mengalir kebilik kananpada saat sistole.
Besarnya defek bervariasi mulai dari ukuran milimeter (mm) sampai dengan centi meter (cm), yaitu dapat dibagi menjadi 2 bagian yaitu :
a. VSD kecil : Diameter sekitar 1 – 5 mm, pertumbuhan anak dengan kadaan ini masih normal walaupun ada kecenderungan terjadi infeksi saluran pernafasan.
b. VSD besar / sangat besar : Diameter lebih dari setengah dari ostium aorta, tekanan ventrikel kanan biasanya meninggi.

3. KOARTASIO AORTA  adalah kelainan yang terjadi pada aorta berupa adanya penyempitan didekat percabangan arteri subklavia kiri dari arkus aorta dan pangkal duktus arteriousus battoli.

4. BRONCHOPNEMONIA
Pnemoni adalah proses inflamasi pada parenkin paru
Bronchopnemoni adalah proses dari pnemoni yang dimulai dari bronkus dan menyebar kejaringan paru sekitarnya, hal ini menyebabkan adanya gangguan ventrikel
II. ETIOLOGI
1. Kelainan Jantung Bawaan  : ASD, CSD, KOARTASI AORTA
Penyebab utama secara pasti tidak diketahui, akan tetapi ada beberapa faktor predisposisi terjadinya penyakit ini yaitu : Pada saat hamil ibu menderita rubella, ibu hamil yang alkoholik, usia ibu saat hamil lebih dari 40 tahun dan penderita IDDM.
2. Bronchopnemoni
Beberapa agent penyebab terjadinya Bronchopnemoni yaitu :
Protozoa (pnemoni cranii)
Bakteri
Vival atau jamur pnemoni

III. PATHOFISIOLOGI
1. VSD ( Ventrikel Septum Defek ) :
Adanya defek pada ventrikel, menyebabkan tekanan ventrikel kiri meningkat dan resistensi sirkulasi arteri sistemik lebih tinggi dibandingkan dengan resistensi pulmonal melalui defek septum.
Volume darah di paru akan meningkat dan terjadi resistensi pembuluh darah paru. Dengan demikian tekanan ventrikel kanan meningkat akibat adanya shunting dari kiri ke kanan. Hal ini akan menyebabkan resiko endokarditis dan mengakibatkan terjadinya hipertrophi otot ventrikel kanan sehingga akan berdampak pada peningkatan workload sehingga atrium kanan tidak dapat mengimbangi meningkatnya workload, maka terjadilah pembesaran atrium kanan untuk mengatasi resistensi yang disebabkan oleh pengosongan atrium yang tidak sempurna.
2. BRONCHOPNEMONI
Agent yang masuk kedalam bronkus menyebabkan flora endogen yang normal menjadi patogen yang kemudian masuk terus kealveoli sehingga terjadi reaksi inflamasi yang mengakibatkan ekstravasasi cairan serosa kedalam alveoli. Adanya eksudat tersebut memberikan media bagi pertumbuhan bakteri (kuman), membran alveoli menjadi tersumbat  sehingga menghambat aliran O2 kedalam perialveolar kapiler dibagian paru yang terkena dan mnyebar hampir keseluruh jaringan paru dan akhirnya terjadi hipoksemi.
IV. KOMPLIKASI
1. ASD dan VSD
Endokarditis 
Obtruksi pembuluh darah pulmonal (Hipertensi Pulmonal)
Aritmia
Henti jantung

2. KOARTASIO, kompliksi yang berbahaya adalah :
Perdarahan otak
Ruptur aorta
Endokarditis

3. BRONCHOPNEMONI
Abses paru
Effusi pleura
Empiema
Gagal nafas
Perikarditis
Meningitis
Atelektasis

V. GAMBARAN KLINIK
1. ASD
Pertumbuhan dan perkembangan biasa seperti tidak ada kelainan
Pada pirau kiri ke kanan sangat deras
Pada stres : cepat lelah, mengeluh dispnea, sering mendapat infeksi saluran pernafasan.
Pada palpasi : terdapat elainan ventrikel kanan hiperdinamik di parasternal kiri.
Pada auskultasi, photo thorak, EKG : jelas terlihat ada kelainan.
Ekhokardiografi : pasti ada kelainan jantung.

2. VSD (ventrikel septal defek)
Pertumbuhan terhambat 
Diameter dada bertambah terlihat adanya benjolan dada kiri
Pada palpasi  dan auskultasi : adanya VSD besar :
Tekanan vena pulmonalis meningkat 
Penutupan katub pulmonal teraba jelas pada sela iga 3 kiri dekat sternum
Kemungkinan teraba getaran bising pada dada
Adanya tanda-tanda gagal jantung : sesak, terdapat murmur, distensi vena jugularis, udema tungkai, hepatomagali.
Diaphoresis
Tidak mau makan
Tachipnea 

3. KOARTASIO AORTA
Pada bayi dapat terjadi gagal jantung
Umumnya tidak ada keluhan, biasanya ditemukan secara kebetulan
Palpasi : raba arteri radialis dan femoralis secra bersamaan
Pada arteri radialis lebih kuat
Pada arteri femoralis teraba lebih lemah
Auskultasi :
Terdengar bisng koartasio pada punggung yang merupakan bising obtruksi
Jika lumen aorta sangat menyempit terdengar bising kontinue pada aorta.

4. BRONCHO PNEMONI
Biasanya didahului oleh infeksi traktus respiratoris beberapa hari.
Suhu tubuh naik mendadak sampai 390 – 400 c.
Kadang disertai kejang
Anak gelisah, dispnea, nafas cepat dan dangkal, pernafasan  cuping hidung.
Auskultasi : terdengar ronchi
Perkusi : untuk bronchopnemoni konfluens, ada keredupan.

VI. PENATALAKSANAAN
1. ASD (Artrial Septum Defek) :
ASD kecil (diameter < 5 mm) karena tidak menyebabkan gangguan hemodinamik dan bahaya endokarditis infeksi, tidak perlu dilakukan operasi.
ASD besar (diameter > 5 mm s/d beberapa centimeter), perlu tindaklan pembedahan dianjurkan < 6 tahun, karena dapat menyebabkan hipertensi pulmonal (walaupun lambat)
Pembedahan : menutup defek dengan kateterisasi jantung
2. VSD (venrikel septal defek ) :
Pembedahan yang dilakukan untuk memperpanjang umur harapan hidup, dilakukan pada umur muda, yaitu dengan 2 cara :
Pembedahan : menutup defek dengan dijahit melalui cardiopulmonal bypass
Non pembedahan : menutup defek dengan alat melalui kateterisasi jantung

3. KOARTATIO AORTA :
Pembedahan yang dilakukan untuk mencegah obtruksi pembuluh aorta dengan dilakukan pelebaran arteri subklavia dan pangkalduktus arterious battoli yaitu dengan “ Open Heart” 

4. BRONCHO PNEMONI
Obat-obatan : antibiotik, ekspektoran, antipiretik, analgesik.
Terapi oksigen dan melalui aerosol
Fisioterapi nafas dan postural drainage

VII. PENATALAKSANAAN KEPERAWATAN
Asuhan keperawatan yang dilakukan ditujukan pada beberapa masalah yang sering timbul dari kelainan jantung bawaan dan broncho pnemoni
1. Bahaya terjadinya gagal jantung
2. Resiko tinggi gagal nafas
3. resiko tinggi terjadi infeksi
4. kebutuhan nutrisi
5. gangguan rasa aman dan nyaman
6. pengetahuan orang tua mengenai penyakit

Daftar Pustaka

1. Ngastiyah. (1995).  Pedoman Anak Sakit . editor Setiawan S.Kp. EGC. Jakarta

2. Engram.B (1994). Rencana Asuhan KeperawatanMedikal Bedah. 1th. Ed. Editor Monica ester, S.Kp. EGC. Jakarta

3. Sariadai, S.kp & Rita Yuliani, S.kp. Asuhan Keperawatan Pada Anak. PT. Fajar interpratama. Jakarta

Photobucket